MESIN DIESEL
S
|
ekalipun mesin diesel memiliki kekurangan dalam
hal kebisingan dibandingkan mesin bensin. Mesin diesel karena keunggulan
effisiensi bahan bakar menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk
kendaraannya. Sebagai efek dari semakin ketatnya peraturan terhadap pencemaran
lingkungan hidup, mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaian
sistem internal-combustion engine.Internal-combustion engine ini kita temui
dalam sistem mobil, kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor dsb.
Salah satu keunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya menggunakan
Compression-ignition ( pembakaran-tekan), yang tidak memerlukan busi.
Applikasi dari sistem pembakaran diesel ini bisa
ditemui di dunia automotive untuk angkutan berat, tractor, bulldozer,
pembangkit listrik di desa-desa, generator listrik darurat di rumah-sakit,
hotel dsb. Namun disamping keunggulan yang dimiliki, diesel sistem juga
memiliki problem khusus yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan adalah
smoke/asap serta gas buang khususnya Nitrogen Oxide (NOx).
Kedua pollutant ini saling bertolak belakang dalam
pemunculannya. Smoke/soot/asap terbentuk ketika bahan bakar tidak mampu
tercampur dengan baik dengan ogsigen sehingga reaksi pembakaran tidak sempurna,
dalam kondisi seperti ini suhu pembakaran tidak terlalu tinggi ( < 1800 °C )
NOx atau Nitrogen Oxide tidak banyak terbentuk.
Namun ketika pencampuran bahan bakar dan udara
terjadi dengan baik sehingga pembakaran sempurna tercapai, maka suhu pembakaran
tinggi ( > 1800 °C ), hal ini mengakibatkan terjadinya reaksi antara gas N2
yang ada di udara dengan oksigen membentuk senyawa Nitrogen Oxide, sekalipun
produksi smoke/soot/asap akan mengecil.
Untuk mengatasi dilema diatas, berbagai penelitian
telah dilakukan khususnya untuk memungkinkan reduksi antara smoke/soot/asap dan
Nitrogen Oxide secara bersama-sama.
DASAR TEORI
Dasar Mesin Diesel
Mesin diesel
adalah jenis mesin pembakaran dalam (internalcombustion engine), dimana
sistem penyalaan bahan bakar dengan cara menyemprotkan bahan bakar
dengan pompa bertekanan kedalam silinder yang berisi udara terkompresi.
Dengan tekanan dan temperatur udara didalam silinder yang tinggi
dimana melebihi temperatur nyala bahan bakar maka bahan bakar akan
terbakar bersamaan dengan udara bertekanan kemudian akan menghasilkan
suatu kerja. Hal tersebut yang menyebabkan banyak menyebut mesin diesel
disebut juga mesin pengapian kompresi (compreeion ignition engine). Secara
umum, komponen mesin diesel memiliki banyak persamaan dengan mesin
bensin.
Siklus Dasar Mesin Diesel
Sebuah
mesin diesel adalah jenis mesin termal yang menggunakan proses pembakaran
internal (internal combustion engine) untuk mengubah energi yang
tersimpan dalam ikatan kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya
guna. Ini terjadi dalam dua langkah : Pertama, bahan bakar akan bereaksi secara
kimia atau pembakaran dan melepaskan energi dalam bentuk panas. Kedua panas
menyebabkan gas yang terperangkap dalam silinder memuai dan pemuaian gas
dibatasi oleh silinder menyebabkan piston bergerak memperluas ruang silinder.
Gerakan bolak-balik (reciprocating) piston ini kemudian diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaf). Untuk mengkonversi energi
kimia bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna semua pembakaran internal
mesin harus melalui empat kegiatan: isap, kompresi, usaha dan buang. Semua
mesin diesel masuk ke dalam salah satu dari dua kategori, mesin siklus dua langkah
atau 2 tak atau mesin siklus empat langka atau 4 tak. Siklus mengacu pada
setiap operasi atau rangkaian kejadian yang berulang. Dalam kasus mesin 4
langkah, mesin memerlukan empat langkah piston (isap, kompresi, usaha dan buang)
untuk menyelesaikan satu siklus penuh. Oleh karena itu, diperlukan dua putaran
dari poros engkol atau 720° dari rotasi poros engkol (360° x 2) untuk menyelesaikan
satu siklus. Dalam mesin 2 langkah peristiwa isap, kompresi, usaha
dan buang terjadi dalam satu putaran poros engkol atau 360°.
. Siklus Mesin Empat
Langkah(ATAS ) Siklus Mesin dua langkah (BAWAH)
Proses Pembakaran
Proses pembakaran adalah suatu proses reaksi kimia antara bahan bakar
hidrokarbon dan oksigen yang berakibat terjadi pelepasan energi yang terdapat
pada bahan bakar. Biasanya oksigen untuk proses pembakaran ini diambil dari
udara sekitar (ambient). Proses pembakaran tergantung pada tekanan, temperatur,
pusaran udara dan jenis bahan bakar yang digunakan. Gambar 4 menunjukkan hasil eksperimen,
tentang penyemprotan bahan bakar ringan kedalam arus udara bertekanan tinggi
yang bergerak pada kecepatan 1,2 m /detik. Dari gambar 4 tersebut, ternyata
bahwa makin tinggi tekanan dan makin tinggi temperatur udara tersebut, makin
cepat pula terjadinya reaksi temperatur tinggi (Arismunandar, 1993, p.14). Gambar
5 menunjukkan diagram indikator hipotetik yang dimaksudkan untuk menggambarkan
proses pembakaran pada mesin diesel. Dalam keadaan sebenarnya, diskontinuitas
pada titik C dan D tidak ada, sehingga grafik tersebut terlihat kontinu. Periode
1 menunjukkan periode persiapan pembakaran atau kelambatan penyalaan, yaitu
setelah bahan bakar mulai disemprotkan pada titik A. Pada titik B bahan bakar
mulai terbakar dengan cepat sehingga tekanan naik pula dengan cepat oleh karena
sementara itu torak juga masih bergerak menuju TMA. Selain itu semakin banyak pula bahan bakar
yang terbakar, sehingga meskipun torak sudah mulai bergerak kembali ke TMB
tekanannya masih naik sampai ke titik C. Periode 2, yaitu periode antara B dan C,
dinamai peride pembakaran cepat. Setelah itu laju kenaikan tekananya berkurang,
oleh karena itu meskipun bahan bakar yang disemprotkan selama C – D lebih cepat
terbakar, namun jumlah bahan bakar yang ada tidak banyak lagi dan proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam volume ruang bakar yang bertambah besar.
Hal tersebut terakhir disebabkan karena pada waktu itu torak bergerak menuju
TMB. Periode 3, yaitu periode antara C dan D, dinamai peride pembakaran
terkendali. Dalam periode 4, yaitu periode antara D dan E, pembakaran masih
berlangsung karena adanya sisa bahan bakar yang belum terbakar dalam peride
sebelumnya. Periode 4 dinamai periode pembakaran sisa. Pada Gambar 5 tersebut, ditunjukkan
adanya garis patah – patah. Garis tersebut menyatakan garis tekanan yang
terjadi dalam keadaan diam tidak ada bahan bakar yang disemprotkan, yaitu
diperoleh apabila mesin diesel diputar oleh sebuah mesin penggerak. Grafik
tersebut diatas dinamai “grafik mesin putar”.
PENGETAHUAN DASAR GAS BUANG MESIN DIESEL
Komposisi Udara Kita
Atmosfir bumi yang biasa kita sebut
“udara” utamanya terdiri dari : Oksigen (O2) = 21% volume, dan Nitrogen (N2) =
78% volume. Sisanya 1% volume terdiri dari bermacam-macam gas diantaranya :
Argon (Ar) = 0,94% Volume, dan Karbondioksida (CO2). Gas O2 (oksigen) sangat
bermanfaat bagi kelangsungan makhluk hidup dimuka bumi ini untuk semua
kegiatannya. Namun dengan
adnya aktivitas manusia maka atmosfir bumi kita mulai tercemar dan rusak.
Bahan Bakar
Komposisi
solar
Solar
terdiri dari dua elemen pokok yaitu:
1.
Normal cetane (C16H34)
2. Alpha
- methylnaptalene (C16H7CH3)
Ditambah
dengan unsur lain:
3.
Sulfur (belerang) 1% lebih besar daripada bensin
4. Unsur
dasar lain sama dengan bensin
Sifat Utama Solar
1. Tidak
berwarna atau berwarna kuning muda dan berbau
2. Tidak
mudah menguap pada temperatur normal
3.
Minimum mulai terbakar bila dekat api pada temperatur 40-1000oC
4. Titik
nyala sendiri (flash point) pada temperatur 3500oC
5. Berat
Jenis kira-kira 0,82-0,86
6.
Tenaga panas/kalori pada setiap kilogramnya adalah 10500 Kcal (10500Kcal/Kg)
Angka Cetane
Pada motor bensin dikenal dengan istilah bilangan atau angka oktane, namun
pada diesel digunakan istilah bilangan atau angka cetane. Cetane number atau
bilangan cetane adalah sebuah angka yang menetukan titik bakar dari bahan
bakar. Angaka ini diperlukan sbagai batasan pemakaaian bahan bakar terhadap
mesin. Apabila angka cetane yang dipergunakan tidak sesuai dengan rancangan
mesin, maka akan timbul masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bila
terlalau tinggi; akan timbul efek panas yang berlebihan terhadap mesin sehingga
komponen mesin cepat rusak.
2. Bila
terlalu rendah; akan mengakibatkan timbulnya gejala ngelitik/Knocking ,
sehingga opasitas gas buang akan berlebihan karena pembakaran mesin tidak
terjadi dengan sempurna, sehingga asap gas buangan mesin menjadi hitam pekat.
Proses
Pembakaran Diesel
Prinsip
kerja Mesin diesel 4 langkah
Mesin
diesel 4 langkah siklus kerjanya sama dengan mesin bensin 4 langkah, disebut
siklus tertutup karena prosesnya merupakan rangkaian ulangan tetap 4 langkah
terdiri dari:
1.
Langkah hisap/pemasukan
2.
Langkah kompresi
3.
Langkah usaha/tenaga/Pembakaran
4. Langkah buang
Kesimpulan:
1. Pada
mesin diesel pembakaran terjadi karena solar diinjeksikan/dikabutkan didalam
ruang bakar yang telah berisi udara panas akibat kompresi, sehingga bahan bakar
akan terbakar dengan sendirinya.
2.
Tenaga pada mesin diesel dikontrol oleh banyaknya solar yang diinjeksikan
kedalam ruang bakar
3..
Perhatian utama dalam perawatan mesin diesel adalah tekanan kompresi yang
cukup.
Hal
utama dalam proses pembakaran mesin diesel
Tekanan Kompresi
Perlu
diingat bahwa kunci utama untuk menghasilkan pembakaran sempurna dalam mesin
diesel adalah tekanan kompresi. Udara dalam silinder dikompreikan oleh gerakan
piston ke TMA, hal tersebut mengakibatkan temperatur udara dalam silinder
meningkat. Semakin tinggi panas yang dihasilkan maka pembakaran akan terjadi
makin baik.
Perhatikan
grafik hubungan antara tekanan, perbandingan kompresi dan panas disamping ini,
diasumsikan bahwa tidak ada kebocoran antara piston dan silinder serta tidak
ada kehilangan panas selama kompresi. Pada perbandingan kompresi 16, maka
tekanan maksimal bisa didapatkan 50 kg/cm2 dan temperatur bisa mencapai
maksimal 560oC.
Jumlah
udara yang masuk kedalam silinder akan mempengaruhi titik penyalaan sendiri
(self-ignition point). Maka dari itu, sistim pemasukan udara menjadi hal yang
sangat penting pada mesin diesel.
Bahan Bakar
Bahan
bakar solar yang digunakan mesin diesel juga memerlukan perhatian, karena solar
tersebut harus bisa terbakar dengan sendirinya ketika diinjeksikan didalam
udara tinggi. Makin rendah titik nyala sendiri dari solar maka akan
menghasilkan peningkatan kinerja pembakaran bahan bakar yang berarti
meningkatkan kinerja mesin. Di dalam mengukur kemampuan solar untuk menyala
dengan sendirinya digunakan angka cetane number , rata-rata mesin diesel
membutuhkan solar dengan bilangan cetane antara 40 hingga 45.
Tahapan pembakaran dalam mesin
diesel
1. Tahap
pertama: pembakaran tertunda , tahap ini adalat persiapan pembakaran dimana
solar yang dikabutkan ke uadara panas dalam ruang bakar dapat bercampur dengan
dengan udara panas sehingga menjadi campuran yang mudah terbakar. Peningkatan
tekanan terjadi secara konstan seiring dengan sudut engkol.
2. Tahap
kedua: perambatan api , campuaran yang mudah terbakar telah terbentuk merata
diseluruh bagian dalam silinder, pembakaran mulai terjadi dibeberapa bagian
dalam silinder, pembakaran ini berlangsung sangat cepat sehingga campuran
terjadi secara mendadak dan terjadilah letupan (explosive). Letupan ini
berakibat tekanan dalam silinder meningkat dengan cepat. Akhir tahap ini
disebut tahap pembakaran letupan.
3. Tahap
ketiga: pembakaran langsung , injeksi bahan-bakar masih belangsung, karena
tekanan dan suhu yang tinggi didalam silinder maka solar yang dinjeksi langsung
terbakar oleh api dalam silinder, pembakaran dikontrol oleh jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan, sehingga tahap ini disebut juga tahap pengontrolan
pembakaran.
4. Tahap
keempat: pembakaran lanjutan , pada titik D injeksi bahan bakar berhenti, namun
solar masih ada yang belum terbakar, maka pada Bahan Bakar
Bahan
bakar solar yang digunakan mesin diesel juga memerlukan perhatian, karena solar
tersebut harus bisa terbakar dengan sendirinya ketika diinjeksikan didalam
udara tinggi. Makin rendah titik nyala sendiri dari solar maka akan
menghasilkan peningkatan kinerja pembakaran bahan bakar yang berarti
meningkatkan kinerja mesin. Di dalam mengukur kemampuan solar untuk menyala
dengan sendirinya digunakan angka cetane number , rata-rata mesin diesel
membutuhkan solar dengan bilangan cetane antara 40 hingga 45.
Knocking pada diesel
Ketika
pembakaran tertunda terjadi lebih panjang, disebabkan oleh terlalu banyaknya
bahan bakar yang diinjeksikan pada tahapan pembakaran tertunda, akan
menyebabkan terlalu banyak bahan bakar yang terbakar pada tahapan kedua dan
mengakibatkan tekanan dalam silinder meningkat dengan tajam dan menghasilkan
getaran dan suara, inilah yang disebut diesel knock.
Untuk
mencegah diesel knock, maka harus dihindari terjadinya peningkatan tekanan
secara mendadak dengan cara membuat campuran yang mudah terbakar pada
temperatur rendah atau mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ketika
tahapan penundaan penyalaan.
Metode
Khusus berikut ini digunakan untuk menghilangkan diesel knock:
1.
Menggunkan bahan bakar dengan angka cetane lebih tinggi
2.
Menaikkan temperatur udara dan tekanannya saat mulai injeksi
3.
Mengurangi volume injeksi saat mulai menginjeksikan bahan bakar
4.
Menaikkan temperatur ruang bakar, khususnya daerah dekat titik bahan bakar
diinjeksikan.
komposisi
gas buang diesel
Gas buang mesin diesel sangat banyak mengandung partikulat karena banyak
dipengaruhi oleh faktor dari bahan bakar yang tidak bersih. Apabila
dikelompokkan secara keseluruhan makagas buangan mesin diesel memiliki
komposisi seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Faktor
lain yang sangat dominan dalam memberikan sumbangan zat cemaran keudara adalah
faktor Campuran udara kompresi dengan bahan bakar yang disemprotkan.
Pencampuran yang tidak sebanding (terlalu banyak bahan)akan menghasilkan gas
buangan yang mengandung partikulat berlebihan. Grafik dibawah ini menunjukkan
dimana pada kondisi pencampuran yang sangat kaya (lambda mendekati nol) maka
partikulat akan meningkat dengan tajam.
Pelumas tidak terbakar
Komponen ini
menempati penyumbang terbesar dalam gas buang, yaitu 40%, berasal dari minyak
pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran, komponen
ini menyumbangkan asap berwarna yang keputih-putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang ikut dalam
proses pembakaran maka akan semakin banyak warna putih dalam gas buang.
Minyak
pelumas yang tidak terbakar tersebut mengandung susunan karbon (C dan H)
residu / Kotoran
Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan bahan
bakar yang masih berisikan kotoran kasar (abu, debu) dikarenakan pemrosesan
bahan bakar yang kurang baik.
Terutama
bahan bakar diesel di Indonesia, biasanya solar tidak berwarna atau bening,
namun bahan bakar solar kita pasti berwarna agak ke gelapan. Ini menandakan
adanya kotoran dalam bahan bakar.
Sehingga
pada saat terjadi pembakaran, kotoran tersebut akan terurai dari susunan
partikel yang lain dan tidak terbakar. Semakin banyak residu dalam bahan bakar,
dengan mesin secanggih apapun akan dihasilkan gas buangan dengan kepulan asap
hitam.
Sulfat
Sulfur yang ada pada bahan bakar yang berasal dari fosil adalah hal yang
sudah lumrah., sulfur tersebut berbentuk sulfur organik maupun non organik.
Pembakarn pada mesin diesel dengan menggunakan bahan bakar fosil biasanya akan
menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) dengan
perbandingan 30 : 1, berarti sulfur dioksida merupakan bagian yang sangat
dominan dalam gas buang diesel.
Sulfur
dioksida yang ada diudara bila bertemu dengan uap air akan membentuk susunan
asam, selanjutnya bisa terjadi hujan asam yang sangat merugikan.
Lain-lain
8% gas buang
diesel merupakan kumpulan dari bermacam-macam gas beracun diantaranya: CO, HC,
CO2, NOx,. Sudah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa gas buangan susunan
tersebut meskipun hanya dalam jumlah yang kecil (8%), namun tetap memberikan
andil dalam pencemaran udara.
Gas-gas beracun
tersebut bisa dikurangi dengan cara membuat proses pembakaran di dalam mesin
menjadi lebih sempurna dengan cara meningkatkan kemampuan kompresi dan injeksi
bahan bakar yang tepat waktu dan jumlah dengan bahan bakar yang lebih baik
kualitasnya.
Solar tidak terbakar
Solar yang tidak terbakar setelah proses pembakaran ada 7% dari seluruh gas
buang diesel. Solar yang tidak terbakar ini berupa Karbon ( C ) yang terpisah
dari HC akibat prengkahan selama terjadi pembakaran. Semakin banyak solar tidak
terbakar yang keluar maka akan semakin hitam warna asap gas buangan yang
dikeluarkan oleh mesin.
Prinsip Kerja Motor Diesel
Motor bakar ada dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion
angine) dan motor pembakaran luar (external combustion engine), contoh motor
pembakaran luar (external combustion engine) adalah mesin uap, mesin turbin dan
lain sebagainya, contoh motor pembakaran dalam (internal combustion engine)
adalah motor Diesel, motor bensin dan lainya.
Jenis
mobil atau kendaraan didasarkan atas mekanisme pembakaran yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu motor Diesel dan motor bensin (motor pembakaran dalam). Mekanisme pembakaran motor Diesel dikenal dengan sebutan penyalaan kompresi. Bahan bakar dikompresi sampai tekanan + 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) agar mencapai titik
nyala dan bahan bakar terbakar dengan sendirinya, mekanisme penyalaan dengan bunga api.
Bahan bakar ditekan sampai tekanan tertentu yaitu : + 15
s/d 22 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) kemudian diberi percikan bunga api dari busi agar terjadi proses pembakaran.
Motor
Diesel menggunakan bahan bakar solar selain pemakaiannya lebih hemat, bahan bakar solar juga lebih ramah lingkungan karena pada
solar campuran timbel (timah hitam) yang menyebabkan
polusi dan mengganggu saluran pernapasan lebih sedikit
dibandingkan motor bensin, namun karena itu perbandingan tekanan
pada mekanisme penyalaan kompresi yang sangat tinggi dan memerlukan konstruksi yang lebih kokoh, pada umumnya
harga mobil dengan menggunakan mesin Diesel lebih mahal
dari pada mobil dengan menggunakan motor bensin untuk kelas yang
sama.
Roda-roda
suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi
keadaan jalan, udara, dan lain sebagainya. Sumber yang
menghasilkan tenaga disebut mesin. Motor bakar torak merupakan sebutan dari
mesin yang dapat mengubah tenaga panas, listrik, angin
atau sumber tenaga lainnya menjadi tenaga mekanik. Mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik
disebut motor bakar.
Mesin (engine) yang digunakan pada mobil, merupakan salah satu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting yaitu
sebagai sistem yang mengubah panas yang dihasilkan dari proses
pembakaran kemudian diubah menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik (reciprocal) dari torak (piston) menjadi gerak putar
(rotasi) pada poros engkol (cankshaft). Mesin yang tenaganya digunakan pada mobil harus kompak, ringan dan mudah
ditempatkan pada ruangan terbatas. Mesin harus dapat menghasilkan kecepatan yang tinggi dan tenaga yang besar, mudah dioperasikan dan sedikit menimbulkan bunyi, oleh sebab itu
mesin bensin dan mesin Diesel umumnya lebih banyak digunakan pada kendaraan atau mobil.
Keuntungan
mesin Diesel dibandingkan dengan motor bensin secara umum :
a. Mesin
Diesel mempunyai efisiensi panas yang besar, hal ini berarti bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada motor bensin.
b. Mesin
Diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan penyalaan elektrik (electrik igniter) untuk membantu pembakaran sehingga kesulitan lebih kecil dari pada motor bensin.
c.
Kecepatannya lebih rendah dibandingkan dengan motor bensin.
Kerugian
motor Diesel dibandingkan dengan motor bensin secara umum :
a.
Tekanan pembakaran maksimum hampir dua kali motor bensin 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto 1995), hal ini menyebabkan
getaran dan suara motor Diesel lebih besar.
b.
Tekanan pembakaran yang lebih tinggi, maka motor Diesel harus dibuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan struktur bahan yang
lebih kuat, hal ini menyebabkan getaran dan struktur
bahan yang lebih kuat, hal ini menyebabkan pembuatannya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan motor bensin.
c. Motor
Diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi yang menyebabkan harganya mahal dan memerlukan perawatan
serta pemeliharaan yang cermat dibandingkan dengan motor
bensin.
PRINSIP KERJA MOTOR
DIESEL EMPAT LANGKAH :
A. LANGKAH
HISAP
Pada langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Torak (piston) membentuk kevakuman didalam silinder seperti pada motor bensin. Torak (piston) bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah dan pada langkah ini hanya katup hisap
yang terbuka dan memungkinkan udara masuk ke dalam silinder
dan katup buang tertutup selama langkah hisap ini.
b. LANGKAH KOMPRESI
Pada langkah kompresi, torak (piston) bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas, dan pada saat langkah kompresi ini kedua katup dalam keadaan tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik dengan temperature sekitar 5000 C sampai 8000
C. LANGKAH
PEMBAKARAN
Pada langkah pembakaran, udara yang terdapat didalam silinder didorong oleh
torak (piston) ke dalam ruang bakar yang terdapat di bagian atas masing-masing
silinder, pada saat akhir langkah pembakaran nozzle menyemprotkan bahan bakar
dan kemudian campuran bahan bakar dan udara selanjutnya terbakar oleh panas
yang dibangkitkan oleh tekanan panas yang dibangkitkan oleh tekanan energi
pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan torak (piston) terdorong
ke bawah. Gaya yang mendorong torak (piston) ke bawah diteruskan ke batang
torak (connecting rod) kemudian diteruskan ke poros engkol (crankshaft) dan
mengubah dari gerak translasi lurus bolak balik menjadi gerak putar (rotasi)
untuk memberi tenaga pada mesin.
D. LANGKAH BUANG
Pada
langkah buang, piston menuju dari titik mati bawah menuju titik mati atas. Pada langkah buang ini hanya katup buang yang terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan melalui katup buang. Gas akan terbuang habis pada saat torak (piston) mencapai titik mati atas, setelah proses langkah buang dimulai lagi langkah hisap, begitu seterusnya. Proses ini
terjadi berulang-ulang. Selama, mesin menyelesaikan empat langkah (langkah hisap, kompresi, pembakaran, buang) poros engkol (crankshaft) berputar dua kali dan menghasilkan satu kali pembakaran (tenaga), atau juga disebut motor Diesel empat langkah.
ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA
Gangguan-gangguan seperti kompresi rendah,
akan mengakibatkan turunnya kemampuan kerja dari mesin yang menyebabkan tenaga
mesin menjadi berkurang, sehingga perlu dicari penyebab gangguan gangguan tersebut.
Analisis penyebab gangguan tenaga mesin berkurang :
I.
Kebocoran katup pada saat langkah kompresi maupun saat langkah usaha atau
tekanan kompresi rendah disertai udara
atau asap keluar melewati celah antara kepala silinder dan blok silinder dan
udara (asap) keluar melewati celah antara gasket dengan kepala silinder, yang
disebabkan :
A. Pada kepala silinder :
1. Kebocoran kompresi yang terjadi akibat permukaan
kepala silinder melengkung, yang disebabkan:
a) Panas mesin
akibat tekanan kompresi yang sangat tinggi dan pemakaian mesin secara terus menerus dapat
mengakibatkan permukaan kepala silinder berubah / bentuk atau melengkung, untuk mengatasinya dengan meratakan
kembali permukaan kepala silinder dengan cara di frais, apabila sudah tidak dapat diperbaiki karena tinggi kepala silinder sudah berkurang maka kepala silinder harus diganti dengan yang rata dan tinggi dari kepala silinder masih dalam spesifikasi atau kepala silinder dilapisi logam sampai ketebalan kepala silinder dilebihkan dari spesifikasi + 1 sampai 2 mm kemudian di frais.
2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder rusak atau bocor sehingga gas pembakaran keluar, yang disebabkan oleh :
a) Pemakaian
mesin secara terus-menerus dan tekanan kompresi yang tinggi dan letak gasket diantara ruang bakar
yang menyebabkan reta-retak atau pecah sehingga udara
yang dikompresi bocor keluar.
b) Pembongkaran mesin yang terdahulu dan
gasket yang rusak tidak diganti padahal sebagian dari bagian gasket ada yang merekat pada
kepala silinder dan blok silinder sehingga permukaan atas atau bawah
dari gasket ada yang berkurang karena sebelumnya terpasang sangat kencang dan pengencangannya
menggunakan kunci momen, untuk mengatasinya adalah gasket diganti dengan yang
baru.
B. Pada mekanisme katup :
Tekanan kompresi
rendah dan disertai suara berisik pada mekanisme katup. Kondisi
ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai
berikut :
1. Celah katup hisap maupun buang terlalu besar.
Celah katup besar disebabkan karena :
a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan Turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence atau celah antara poros bubungan
dengan lifter longgar yang menyebabkan sudut pembukaan katup dan
penutupan katup menjadi kecil.
b) Tegangan dari
pegas katup sudah lemah, yang menyebabkan katup tidak bisa kembali
dengan sempurna dan menimbulkan celah katup menjadi besar.
c) Ujung
batang katup tidak rata, aus atau rusak.
Kondisi ini karena katup hisap terlalu lebar maka pembukaan
katup hisap menjadi pendek, akibatnya volume gas baru yang masuk ke dalam
ruang bakar atau silinder menjadi sedikit sehingga dengan langkah kompresi yang
menggunakan dengan volume kecil akan menghasilkan tekanan kompresi yang kecil
yang mengakibatkan tenaga pada mesin berkurang, disamping itu pembakaran
yang terjadi didalam ruang bakar memungkinkan terjadinya pembakaran yang tidak
normal akibat dari pembilasan gas baru terhadap gas sisa pembakaran yang tidak
sempurna. Tekanan kompresi yang kecil yang disertAai
suara berisik pada bagian kepala silinder. Ganggguan
mesin yang lain adanya gangguan seperti ini adalah ketika
kondisi mesin dalam keadaan baik dan saat putaran mesin stasioner
terdengar suara berisik yang teratur pada bagian kepala
silinder. Gangguan mesin ini dapat diatasi dengan melakukan
langkah pemeriksaan dan penyetelan celah katup. Untuk memeriksa celah katup, buka tutup kepala silinder dan memasukkan sebuah feeler gauge ke dalam celah antara baut penyetel pada rocker arm dan tangkai katup, kemudian ukur celah tersebut bila celah katup terlalu longgar maka dapat dilakukan penyetelan celah katup.
d) Pada poros bubungan dilapisi logam kembali
dengan cara seperti : di las dan lain sebagainya, kemudian poros bubungan dibubut atau poros bubungan
diganti dengan yang baru.
e) Panjang dan tegangan pegas harus diperiksa
dengan valve spring tester, jika panjang dan tegangan
kurang dari spesifikasi maka pegas yang lemah harus diganti,
karena pegas katup yang lemah tidak mampu mengangkat katup secara sempurna maka pembukaan katup
menjadi lebih sedikit dan gas yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi sedikit.
f) Ujung batang katup
digerinda, jika tinggi katup kurang dari spesifikasinya katup
diganti.
2. Celah katup hisap dan katup buang terlalu rapat, cara mengatasinya katup disetel sesuai spesifikasinya. Kondisi ini disebabkan
oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
a) Cam pada poros bubungan sudah aus.
b) Penyetelan katup tidak tepat.
c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak.
Celah antara ujung tangkai katup dengan
baut penyetel rocker arm harus ada, bila tidak ada celah
katup maka katup tidak dapat menutup dengan rapat terhadap
dudukan katup. Sehingga gas yang berada didalam ruang silinder tidak
dapat dikompresi karena gas sebelum dikompresi (TMB-TMA) sebagian
gas ada yang keluar melalui katup
sehingga kevakuman didalam ruang bakar atau silider berkurang.
Gangguan celah katup pada mesin dapat dilakukan
dengan penyetelan celah katup terhadap baut rocker arm.
Cara mengatasi penyebab katup terlalu rapat :
a) Cam digerinda sesuai spesifikasi atau
poros bubungan diganti, bila keausan melebihi batas limit.
b) Katup disetel sesuai spesifikasi yaitu
katup hisap 0,25 mm dan katup buang 0,25 mm.
c) Ujung batang katup digerinda dan jika
panjang dari batang katup kurang dari spesifikasi diganti.
3. Kebocoran pada
persinggungan antara permukaan kepala katup dengan dudukan katup.
Kebocoran ini disebabkan karena permukaan katup dan dudukan katup
persinggungannya tidak rata sehingga kerapatan persinggungannya tidak
rapat, yang disebabkan oleh pemakaian dari mesin secara terus-menerus dan pengaruh
panas, karena kepala katup berada didalam ruang bakar atau ruang kompresi dan hentakan
proses pengembalian katup setelah katup membuka dari pegas katup yang
menyebabkan beberapa bagian ada yang terkikis. Kepala katup yang
terkikis dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki permukaan
kepala katup dengan valve refacer atau dengan cara disekur
antara permukaan katup dengan dudukan katup. Keausan atau kerusakan pada permukaan katup maupun dudukan katup bila melebihi limit maka salah satu atau keduanya harus diganti.
4. Karet seal pada
katup rusak atau aus, sehingga minyak pelumas yang melumasi pada bagian kepala silinder turun ke katup dan turun ke ruang bakar melewati kepala katup. Celah antara batang katup dan seal katup sudah aus, kondisi ini
menyebabkan timbul arang pada batang katup dan untuk
mengatasinya arang yang melekat pada kepala katup dibersihkan
dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada
mesin gerinda. Seal yang sudah aus diganti karena terbuat dari
karet.
5. Penghantar katup
sudah rusak atau aus sehingga minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke katup melewati penghantar katup yang sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul pada batang katup dan untuk mengatasinya arang yang melekat lxvii pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda, kemudian penghantar katup yang sudah aus diganti.
C. Pada komponen mesin :
1. Celah ring atau pegas torak terhadap dinding
silinder terlalu lebar.
Kondisi ini disebabkan oleh : pegas torak
atau ring torak sudah lemah diakibatkan pemakaian terus menerus
dan gesekan yang mengakibatkan celah antara ujung pegas
torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan juga
mengakibatkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter)
masuk ke ruang bakar, untuk mengatasinya ring torak atau pegas
torak sudah lemah diganti dengan yang baru karena jika tidak diganti
celah antar ujung ring torak melebar yang menyebabkan kompresi
bocor dan minyak pelumas masuk ke ruang bakar atau
silinder.
2. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus.
Kondisi ini disebabkan oleh : pemakaian terus menerus dan
gesekan antara torak dan dinding silinder sehingga panas dan
menimbulkan pemuaian, sehingga ada celah pada salah satu bagian
antara dinding silinder dan ring torak yang menyebabkan minyak pelumas
masuk dari panic minyak pelumas (carter) ke ruang bakar dan
meyebabkan udara yang akan dikompresi bocor, cara mengatasinya :
lubang silinder di shock yaitu pada lubang silinder dilapisi logam
kemudian di bor atau dibubut sesuai ukuran diameter silinder
dan jika lubang silinder diperbesar maka ring torak yang digunakan
harus disesuaikan dengan diameter pada dinding silinder.
Tenaga mesin berkurang yang
disebabkan oleh beberapa komponen mesin mengalami keausan seperti ring torak aus, torak aus, dinding silinder
aus sehingga menyebabkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas
(carter) ke ruang bakar ialah :
1. Pada pembuangan (knalpot) keluar asap mesin berwarna agak putih disertai
berkurangnya minyak pelumas pada system pelumasan dan bau minyak
pelumas terbakar (pemakaian minyak pelumas boros) yang menyebabkan polusi udara dan mengganggu
pernapasan. Masuknya minyak pelumas ke dalam ruang
bakar mangakibatkan gas buang berwarna putih.
Pemeriksaan dilakukan pada komponen komponen mesin kendaraan seperti dinding silinder, ring
torak, torak karena mengalami keausan akibat pemakaian
kendaraan dan akibat dari gesekan terus menerus yang menyebabkan
diantaranya pemakaian oli boros yaitu ada sebagian
minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar melalui sisi torak.
Minyak pelumas juga dapat masuk ke dalam ruang bakar
melalui jalan-jalan katup yang mengalami keausan. Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar mengakibatkan sulitnya bahan bakar untuk terbakar, sehingga menyebabkan daya atau tenaga mesin berkurang. Terbakarnya minyak pelumas dalam jumlah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya endapan atau kerak-kerak pada torak dan dinding ruang bakar, maka untuk mengatasi hal tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti komponen torak dan cincin torak. Dinding silinder yang sudah mengalami keausan atau tergores maka diganti dengan dinding silinder yang baru.
2. Suara ketukan dari dalam mesin (Knocking), terdengar
pada saat sedang berakselerasi. suara ketukan dari dalam mesin
(knocking). Knocking disebabkan oleh banyak kerak karbon didalam
ruang bakar atau silinder. Kerak karbon terbentuk akibat oli
yang masuk ke ruang bakar atau silinder ikut terbakar.
Kerak karbon didalam ruang bakar atau silinder turut terbakar saat
pembakaran\ terjadi. Kerak karbon
dapat meningkatkan temperatur dan tekanan saat pembakaran yang mengakibatkan terjadinya knocking. Masuknya oli ke ruang bakar merupakan akibat komponen-komponen
ruang bakar, misalnya cincin piston, dinding silinder sudah aus dikarenakan pemakaian yang
terus menerus dan akibat gesekan. Kerak karbon atau arang
yang berada didalam ruang bakar (silinder) dapat diatasi
dengan lxx mengganti komponen yang menyebabkan minyak pelumas masuk
ke bakar atau komponen yang aus seperti ring torak, bouring
silinder dan lain sebagainya.
Dirangkum dari berbagai sumber
Thanks sangat membantu.
BalasHapusThanks sangat membantu.
BalasHapusTerima kasih Literasi yang komplit. Sangat membantu
BalasHapusTerimakasih saya menjadi mengerti pengaruhnya terhada performa mesin
BalasHapuskebocoran pada gas buang akan menjadikan kompressi tidak sempurna dan berakibat terhadap performa mesin
BalasHapus